Box5ID Loverz
[Tugas Kimia Saia di Kelas XI [:)] Spirit, Semoga bermanfaat]
Laporan
Praktikum Kimia XI
Larutan
Elektroit, Non Elektrolit,
Asam dan Basa
Disusun oleh :
1. Djohan A Pangestu (09)
SMK NEGERI 1 GOMBONG
Jl.Wilis No.15 Wero Gombong 54416,
Telp.(0287)472828.Fax.(0287)473886
E-mail:smk-n-1-gombong@plasa.com
BAB I.Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Larutan merupakan suatu hal yang tidak asing
lagi di telinga kita, bahkan seringkali kita dengar di dalam kehidupan kita.
Dan yang dimaksud dengan larutan adalah campuran homogen antara zat pelarut
dan zat
terlarut.
Untuk dapat menghantarkan aliran listrik, di
dalam suatu larutan harus terjadi reaksi ionisasi. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya larutan merupakan campuran homogen dari molekul, atom,
ataupun ion dari dua zat atau lebih. Suatu larutan disebut homogen karena
susunannya yang begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan menggunakan mikroskop optis
sekalipun. Dan larutan disebut campuran karena susunannya dapat berubah-ubah.
Meskipun semua campuran fase gas bersifat
homogen dan karena itu dapat disebut larutan, molekulnya begitu terpisah
sehingga tidak dapat saling menarik dengan efektif. Lazimnya salah satu
komponen ( penyusun ) larutan semacam itu adalah cairan dari zat terlarut (
solute ) dan zat pelarut ( solvent ). Dalam hal-hal yang meragukan zat yang
kuantitasnya lebih kecil disebut zat terlarut.
Suatu senyawa lelehan atau cairan itu
menghantarkan aliran listrik, maka senyawa itu disebut elektrolit, jika tidak
dapat menghantarkan arus listrik disebut nonelektrolit. Cara untuk
membuktikannya, dengan mencelupkan elektrode-elektrode yang telah disambungkan
dengan rangkaian listrik. Jika bolam dalam rangkaian menyala berarti larutan
tersebut merupakan larutan elektrolit sedangkan jika bolam tetap mati maka
larutan tersebut merupakan larutan nonelektrolit. Semua senyawa ion yang
melarut dalam air akan membentuk larutan elektrolit, sedangkan senyawaan yang
larut dalam air ada yang elektrolit dan ada yang merupakan nonelektrolit.
Untuk mengetahui suatu larutan termasuk larutan
elektrolit ataupun nonelektrolit, maka harus dilakukan suatu percobaan yang
dapat membuktikan larutan itu termasuk larutan elektrolit ataupun
nonelektrolit. Dengan begitu kita dapat mengetahui suatu larutan dapat
menghantarkan listrik ataupun tidak. Dalam larutan elektrolit terjadi larutan
ionisasi. Kuantitas relatif suatu zat tertentu dalam suatu larutan disebut
konsentrasi. Konsentrasi merupakan faktor penting dalam menentukan berapa
cepatnya suatu reaksi berlangsung dan dalam beberapa hal, dalam menentukan
produk-produk apa yang terbentuk.
Selain untuk menentukan suatu larutan termasuk
larutan elektrolit ataupun larutan nonelektrolit, percobaan yang dilakukan ini
juga dapat mengetahui ciri-ciri larutan yang dapat menghantarkan listrik dan
beberapa contoh dari larutan tersebut. Yaitu larutan-larutan yang dapat
berperan sebagai konduktor ataupun isolator. Dengan percobaan ini pula, kita
dapat mengetahui dan mempelajari tentang larutan elektrolit yang dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai konduktor listrik.
Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dap
at
menghantarkan arus listrik. Zat elektrolit dapat berupa senyawa ion atau
senyawa kovalen polar yang dapat terhidrolisis (bereaksi dengan air). Larutan
elektrolit terbentuk dari suatu zat yang larut atau terurai kedalam bentuk
ion-ion dan membuat larutan menjadi konduktor elektrik. Ion merupakan atom-atom
yang bermuatan elektrik.
Seorang ahli kimia dari Swedia (1887), Svante August Arrhenius (1859-1927)
menjelaskan bahwa larutan elektrolit mengandung atom-atom bermuatan listrik
(ion-ion) yang bergerak bebas, hingga mampu untuk menghantarkan arus listrik
melalui larutan.
Larutan elektrolit terbagi menjadi dua, yaitu elektrolit
lemah dan elektrolit kuat.
1. Larutan
Elektrolit Lemah
Larutan Elektrolit Lemah adalah larutan elektrolit
dimana zat yang terlarut tidak terionisasi seluruhnya ( ionisasi sebagian 0
< a < 1 ). Sifat kekonduktorannya buruk karena sedikitnya zat yang mengion.
Persamaan reaksi ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah
(reaksi reversible) artinya tidak
semua molekul terurai (ionisasi tidak sempurna). Larutan ini biasanya berupa
larutan asam lemah dan basa lemah.
Berikut ciri-ciri larutan elektrolit lemah :
1.
Kurang dapat menghantarkan listrik dengan baik.
2.
Terjadinya proses ionisasi (terurai menjadi ion-ion) yang tidak sempurna.
3.
Lampu menyala redup atau ada gelombang gas (sedikit)
4.
Berupa larutan asam basa lemah
2. Larutan
Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan elektrolit
dimana zat yang terlarut terionisasi seluruhnya (ionisasi sempurna α = 1).
Karena banyaknya ion yang dihasilkan, larutan ini dapat menghantarkan listrik
dengan baik. Persamaan reaksi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu
arah ke kanan (reaksi irreversible).
Beberapa jenis kation dan anion yang dapat membentuk larutan elektrolit kuat,
yaitu:
Kation : Na+, L+, K+, Mg2+,
Ca2+, Sr2+, Ba2+, NH4+
Anion : Cl-, Br-, I-, SO42-,
NO3-, ClO4-, HSO4-, CO32-,
HCO32-
Larutan ini biasanya berupa larutan asam kuat, basa kuat dan garam.
Berikut ciri-ciri larutan elektrolit kuat :
1.
Dapat menghantarkan listrik dengan sangat baik.
2.
Terjadi proses ionisasi (terurai menjadi ion-ion) dengan sempurna.
3.
Lampu menyala terang dan ada banyak gelembung gas.
4.
Berupa larutan asam basa kuat.
Alasan mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan
listrik karena larutan elektrolit memiliki ion-ion bebas yang dapat bergerak
bebas sesukanya, seperti diungkapkan oleh teori Svante August Arrhenius ion . Pada prinsipnya, saat larutan
(air+zat pengantar) dialiri listrik, maka molekul zat yang bercampur tersebut
akan berubah.
3. Larutan
Non Elektrolit
Larutan Non Elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Larutan ini terbentuk dari senyawa-senyawa yang
tidak terionisasi ketika larut di dalam larutan. Contohnya seperti larutan
gula, larutan urea, larutan alcohol. Zat non elektrolit dalam larutan, tidak
terurai menjadi ion-ion tetapi tetap berupa molekul.
Berikut ini ciri-ciri larutan non elektrolit :
1. Tidak dapat
menghantarkan listrik.
2. Tidak terjadi proses
ionisasi.
3. Lampu tidak menyala
dantidak ada gelembung.
4. Berupa larutan gula,
alkohol, dan urea.
Untuk
menunjukkan kekuatan elektrolit suatu larutan, digunakan larutan yang disebut derajat
ionisasi (α). Yaitu jumlah ion bebas yang dihasilkan dalam larutan.
RUMUS DERAJAT IONISASI( α ) :
Nilai α dapat berubah – ubah antara 0 dan 1. Jika α = 0
berarti pada larutan tidak terjadi isoisasi, sedangkan jika α = 1 maka pada
larutan terjadi disoisasi sempurna.
Keasaman atau kebasaan suatu zat tergantung pada
banyak ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa)dalam zat
tersebut serta derajat ionisasi zat tersebut. Pada tahun 1884 svante arhenius
mengemukakan teori tentang asan dan basa yaitu teori asam basa arhenius.
Menurutnya, asam adalah suatu zat yang apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion H+ diman ion tersebut merupakan satu-satunya ion yang ada
dalam larutan. Basa merupakan zat yang apabila di larutkan dalam air akan
terionisasi menghasilkan ion OH-, dan ion tersebut merupakan ion satu-satunya
yang ada di dalam larutan.
Asam
memiliki rentang pH 0-6,9. Memerahkan lakmus biru.
Basa
memiliki rentang pH 7,1-14.Membirukan lakmus merah
Indikator Asam Basa
Indikator asam basa adalah suatu zat yang
memberikan warna berbeda pada larutan asam dan larutan basa atau zat yang warnanya dapat berubah saat
berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa. Dengan adanya perbedaan warna tersebut, indikator dapat
digunakan untuk mengetahui apakah suatu zat bersifat asam atau basa.Berikut merupakan jenis-jenis indicator yang dapat kita gunakan , di
antaranya:
Indikator alami (terbuat dari zat warna alami
tumbuhah)
Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat
tersebut bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menunjukan nilai pH-nya.
Contohnya kayak Ekstrak bunga kamboja putih dan bunga pacar air merah. Ekstrak
kunyit.dll.
Trayek perubahan warna adalah batasan pH dimana
terjadi perubahan warna indikator. Salah satu indikator yang umum digunakan
dalam pengujian larutan asam dan basa adalah kertas lakmus.
Ada dua
macam kertas lakmus yang biasa digunakan untuk mengenali senyawa asam atau
basa, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Jika larutan
bersifat asam, maka kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah, sedangkan
kertas lakmus merah tidak akan berubah warna (tetap berwarna merah). Jika suatu
larutan bersifat basa, maka kertas lakmus biru tidak akan berubah warna (tetap
biru) sedangkan kertas lakmus merah akan berubah warna menjadi biru. Namun jika
tidak terjadi perubahan warna kertas lakmus (lakmus biru tetap biru dan lakmus
merah tetap merah) maka larutan tersebut bersifat netral.
Cara menggunakan indicator universal bentuk
kertas, adalah dengan cara mencelupkan kertas tersebut dalam larutan yang
hendak kita ketahui pH-nya. Sedangkan, jika menggunakan indicator universal
bentuk larutan adalah dengan cara memasukkan atau meneteskan larutan indicator
universal ke dalam larutan yang hendak kita ketahui pH-nya. Warna yang
terbentuk kemudian dicocokkan/ dibandingkan dengan warna standar yang sudah
diketahui nilai pH-nya. Dengan mengetahui nilai pH maka dapat ditentukan apakah
larutan bersifat asam, basa atau netral.
Untuk mengetahui trayek perubahan warna dari
beberapa indikator, kita dapat melihat tabel indikator perubahan warna pH.
No
|
Indikator
|
Trayek
Perubahan Warna
|
Perubahan
Warna
|
1
|
Lakmus
|
5,5 –
8,0
|
Merah –
Biru
|
2
|
Metil
Jingga
|
2,9 –
4,0
|
Merah –
Kuning
|
3
|
Metil
Merah
|
4,2 –
6,3
|
Merah –
Kuning
|
4
|
Bromotimol
Biru
|
6,0 –
7,6
|
Kuning
– Biru
|
5
|
Fenolftalein
|
8,3 –
10
|
Tidak
berwarna – Merah
|
1.2
Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi
larutan elektrolit dan non elektrolit
2. Mengidentfikasi
asam dan basa
3. Menguji
asam dan basa menggunakan indikator alami
BAB II.Metode
Praktikum
2.1 Waktu
dan tempat
Praktikum dilaksanakan :
Tempat : Laboratorium Kimia, SMK
Negeri 1 GOMBONG
Waktu : Jam 3-4, Selasa 26 September 2012
Pembimbing : Ibu Wiwit Sugiarsih, S.Pd pada saat percobaan
Ibu Wiwit Sugiarsih, S.Pd dalam penulisan Laporan Ilmiah
2.2 Alat dan
Bahan
A. Alat –
Mortar (lumpang-alu) –
Pipet Tetes – pH meter – 2 batang karbon sebagai
electrode – Kabel secukupnya – 2 batu
baterai –
lampu indikator – Rangkai
alat pengiji elektrolit 1buah – Rak dan
tabung reaksi – Gelas
Erlenmeyer ±500 ml dan gelas ukur/kimia ±1000ml
B. Bahan
– Lakmus merah dan biru -
Bahan alam (kunyit dan bunga asoka) - Larutan uji (NaOH,
asam cuka, Air sabun, Minuman Ion)
2.3 Prosedur Kerja
Praktikum
elektrolit dan non elektrolit :
Cara melakukan praktikum adalah sebagai
berikut
1.Siapkan alat dan bahannya
2.Siapkan seperangkat alat penguji elektrolit.
3.Masukkan air aqua gelas ke dalam gelas kaca sebanyak
100 ml.
4.Masukkan bahan yang
akan kita gunakan untuk praktikum, misalnya ,gula,NaOH,garam ke
dalam air tersebut.
5. Aduk-aduk dengan sendok sampai garam larut dalam air.
6.Masukkan karbon yang masing-masing telah diikat pada
kawat penguji
elektrolit kedalam gelas kimia tersebut.
7.Tunggu sampai lima menit .
8.Amatilah batang karbon tersebut.
9.Ulangilah langkah diatas pada bahan yang akan di uji coba.
1.Persiapkanlah alat dan bahan yang di perlukan dalam praktikum.
2. Selanjutnya lumatkan salah satu bahan alam pada mortarsampai halus.Kemudian tambahkan kurang lebih 3 sendok makan air.
2. Selanjutnya lumatkan salah satu bahan alam pada mortarsampai halus.Kemudian tambahkan kurang lebih 3 sendok makan air.
3.Lakukan langkah di atas pada bahan alam yang
satunya,kemudian ambilah 1 sendok makan masing-masing sari bahan alam untuk dua
tabung reaksi .
4. Kemudian kami menambahkan asam cuka pada
tabung reaksi yang pertama dan NaOH pada tabung reaksi yang kedua menggunakan
pipet tetes.
5. Selanjutnya kami mencelupkan kertas lakmus merah dan biru pada larutan yang ada pada tabung reaksi.
5. Selanjutnya kami mencelupkan kertas lakmus merah dan biru pada larutan yang ada pada tabung reaksi.
6. Amatilah perubahan warna yang terjadi pada masing-masing larutan .
BAB III. Hasil dan
Pembahasan
3.1 Data
Praktikum
Data 1.
No
|
Larutan
|
Lampu
|
Gelembung pada Elektroda
|
||
Menyala
|
Tidak
|
Ada
|
Tidak
|
||
1
|
NaOH
|
√
|
-
|
√
|
-
|
2
|
Asam
Cuka
|
√-
|
-
|
√-
|
-
|
3
|
Air
Sabun
|
√++
|
-
|
√++
|
-
|
4
|
Minuman
Ion
|
-
|
√
|
√
|
-
|
5
|
NaCl
|
√++
|
-
|
√
|
-
|
6
|
Gula
|
-
|
√
|
-
|
√
|
Data 2.
No
|
Larutan
|
Lakmus
|
Nilai pH
|
|
Merah
|
Biru
|
|||
1
|
NaOH
|
Biru
|
Biru
|
14
|
2
|
Asam
Cuka
|
Merah
|
Merah
|
2
|
3
|
Air
Sabun
|
Biru
|
Biru
|
10
|
4
|
Minuman
Ion
|
Merah
|
Merah
|
1
|
5
|
NaCl
|
Merah
|
Biru
|
7
|
6
|
Gula
|
Merah
|
Biru
|
7
|
Data 3.
No
|
Bahan Alam
|
Perubahan Warna
|
Keterangan
|
|
+asam
|
+basa
|
|||
1
|
Kunyit
+ NaOH
|
-
|
√
|
basa
|
2
|
Kunyit
+ Larutan Sabun
|
-
|
√
|
basa
|
3
|
Kunyit
+ Cuka
|
√
|
-
|
asam
|
4
|
Bunga
Asoka + Na OH
|
-
|
√
|
basa
|
5
|
Bunga
Asoka + Cuka
|
√
|
-
|
asam
|
3.2
Pembahasan
Data 1
Natriun Hidroksida (NaOH) merupakan
elektrolit kuat, karena saat larutan diuji menggunakan rangkaian uji elektrolit,
lampu menyala terang dan terdapat banyak gelembung gas. Dalam Larutan
elektrolit kuat molekulnya mengalami ionisasi sempurna. Reaksi ionisasi dari
zat elektrolit yang terdapat pada larutan Natrium Hidroksida (NaOH) adalah :
NaOH→ Na+ + OH-
Cuka (CH3HOOH)
merupakan elektrolit lemah, karena saat larutan diuji menggunakan rangkaian uji
elektrolit, lampu redup dan terdapat sedikit gelembung gas. Dalam Larutan
elektrolit lemah, molekulnya mengalami ionisasi sebagian. Reaksi ionisasi dari
zat elektrolit lemah yang terdapat pada larutan Cuka (CH3HOOH)
adalah : CH3HOOH ⇄ CH3HOO- + H+
Larutan Sabun
merupakan elektrolit kuat, karena saat larutan diuji menggunakan rangkaian uji
elektrolit, lampu menyala terang dan terdapat banyak gelembung gas. Dalam Larutan
elektrolit kuat molekulnya mengalami ionisasi sempurna.
Minuman Ion merupakan elektrolit lemah, karena saat
larutan diuji menggunakan rangkaian uji elektrolit, lampu tidak menyala dan
terdapat sedikit gelembung gas. Dalam Larutan elektrolit lemah, molekulnya
mengalami ionisasi sebagian.
Garam Dapur (NaCl) merupakan elektrolit kuat, karena
saat larutan diuji menggunakan rangkaian uji elektrolit, lampu menyala terang
dan terdapat banyak gelembung gas. Dalam Larutan elektrolit kuat molekulnya
mengalami ionisasi sempurna. Reaksi ionisasi dari zat elektrolit yang terdapat
pada larutan Garam Dapur (NaCl) adalah : NaCl → Na+ + Cl-
Gula (C6H12O6)
merupakan non elektrolit, karena saat larutan diuji menggunakan rangkaian uji
elektrolit, lampu mati dan tidak terdapat gelembung gas. Dalam Larutan non
elektrolit molekulnya tidak mengalami ionisasi atau tidak teruai menjadi
ion-ion positif maupun negatif.
Data 2 :
Pada praktikum kimia yang kami lakukan ini, kami mencari identitas dari
suatu larutan yang sudah kami persiapkan.Pada sebelumnya kami belum mengetahui apakah larutantersebut larutan asamataupun
basa.Larutan tersebut diantaranya adalah HCl, NaOH,CH3COOH,Sabun
pons,Air jeruk nipis,Air kapur sirih.Dapat diketahui bahwa jenis larutan
tersebut bermacam-macam yaitu jenis
larutan asam, basa, maupun netral. Percobaan tersebut kami lakukan dengan
menggunakan kertas lakmus bisa diketahui bahwa kertas lakmus terdapat 2 jenis dengan warna yang berbeda dandengan identitas yang berbeda pula, yaitu sebagai
berikut:
Lakmus biru yaitu
adalah lakmus yang menandakan bahwa suatu cairantersebut
adalah berjenis asam, lakmus merah adalah kertas lakmus yang menandakan bahwa
larutan yang dicelupkannya adalah asam.Kedua kertas
lakmus tersebut dapat berubah menjadi warna yang berbeda sesuai dengan
identitasnya pula.
Setelah dilakukan percobaan tersebut telah
ditemukan hasil yangsebelumnya belum kami ketahui.
Yaitu apabila kertas lakmus biru di,masukan ke dalam larutan asam maka akan menjadi
merah yangapabila kita belum mengetahuinya maka kita hanya dengan melihat perubahan dari kertas tersebut saja. Begitu juga dengan kertas lakmus yang
berwarna merah, bila dimasukkan ke dalam larutan basa,akan menjadi biru dan
menunjukan jenis larutan tersebut pula. Tetapi ada beberapa larutan yang bila dicelupkan kertas lakmus merahwarna tetap merah dan bila kertas biru dicelupkan
maka warnanya tetap biru maka, larutan tersebut berjenis larutan netral.
Data 3:
Dalam pengetesan asam basa biasanya
menggunakan indikator buatan yang diataranya adalah lakmus, fenolftalen, metil
merah dan brom timol biru. Namun disini kita akan memperkenalkan indikator
alami yang juga bisa kita gunakan sebagai indikator asam dan basa. Indikator
alami asam dan basa yaitu bunga sepatu, bunga Hidrangea, kol merah dan kunyit. Namun
untuk uji coba yang kami lakukan kami menggunakan indicator alami dari kunyit
dan bunga soka.
Untuk melakukan pengujian
menggunakan indicator alami 1(kunyit),langkah yang harus di lakukan di
antaranya yaitu lumatkan bahan alam pada mortar sampai halus ,kemudian
tambahkan kurang lebih 3 sendok makan air. Ambilah 1 sendok bahan alam dari
masing-masing bahan sari bahan alam untuk dua tabung reaksi . Pertama ,siapkan
bahan alam yang di gunakan untuk menguji, kemudian tambahkan salah satu jenis
dari asam ataupun basa.
Selanjutnya tambahkan NaOH ke dalam tabung reaksi yang
berisi sari kunyit yang telah di tambahkan dengan air. NaOH merupakan jenis
dari basa dan jika di tambahkan ke dalam tabung reaksi yang berisi sari bahan
alami kunyit,dan perhatikan perubahan warna yang terjadi, ternyata larutan ini
termasuk jenis basa.
Selanjutnya tambahkan larutan sabun ke dalam tabung
reaksi yang berisi sari kunyit yang telah di tambahkan dengan air. NaOH
merupakan jenis dari basa dan jika di tambahkan ke dalam tabung reaksi yang
berisi sari bahan alami kunyit,dan perhatikan perubahan warna yang terjadi,
ternyata larutan ini termasuk jenis basa. Catat
hasil perubahan warna yang terjadi Indikator asam-basa dari kunyit, akan
memberikan warna kuning tua ketika dilarutkan dalam larutan asam, memberikan
warna jingga di dalam larutan basa dan memberikan warna kuning terang pada
larutan netral.Lakukan langkah di atas pada bahan yang lain termasuk pada bunga soka.
Indikator
asam dan basa yang baik yaitu zat warna yang memberikan warna berbeda pada
larutan asam dan larutan basa.Setelah kita ketahui perubahan warna pada ke dua
indicator maka kita dapat mengerti pH dari ke dua indicator setelah kita
mencocokannya dengan warna-warna pada kertas pH meter
BAB IV. Penutup
4.1 Kesimpulan
- Masing-masing larutan memiliki sifat yang
berbeda-beda. Ada yang bersifat sam, basa maupun netral. Hal ini di tentukan
oleh ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa)dalam zat tersebut
serta derajat ionisasi zat tersebut.
- Berdasarkan percobaan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk pH
netral yaitu = 7, pH asam yaitu <7, dan pH basa yaitu >7<14.
- Elektrolit kuat mempunyai tegangan yang kuat sedangkan elektrolit lemah
mempunyai tegangan yang lemah.
4.2 Saran untuk praktikum
berikutnya
- alat yang kita gunakan ketika praktikum harus benar-benar bersih dan
kering untuk meminimalisir kesalahan ketika praktikum
- ketika mengambil sampel larutan harus hati-hati untuk mencegah
terkontaminasinya larutan yang telah di ambil di plat tetes sebelumnya
- Setelah elektroda digunakan, sebelum digunakan kembali harus dicuci
sampai bersih sehingga tidak tercampur oleh larutan lain saat melakukan
percobaan.
- karena minimnya peralatan praktikum jadi tidak semua siswa mendapat
giliran untuk melakaukan percobaan tersebut, dengan kata lain sekolah harus
menambah alat – alat praktikum kimia
Daftar Pustaka
http://taufick94.blogspot.com/2012/03/contoh-laporan-praktikum-kimia-asam-dan.html
http://geniuzblog.blogspot.com/2009/04/mengetahui-apakah-suatu-larutan.html
http://esdikimia.wordpress.com/2012/04/23/indikator-alami-asam-basa/
0 komentar:
Posting Komentar
Menerima Komentar yg positif ...